MATERI KULIAH SUMBER DAYA ENERGI,
Bahan bakar fosil
Bahan bakar fosil atau bahan bakar mineral, adalah sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon seperti batu bara, petroleum, dan gas alam. Penggunaan bahan bakar fosil ini telah menggerakan pengembangan industri dan menggantikan kincir angin, tenaga air, dan juga pembakaran kayu atau peat untuk panas.
Ketika menghasilkan listrik, energi dari pembakaran bahan bakar fosil seringkali digunakan untuk menggerakkan turbin. Generator tua seringkali menggunakan uap yang dihasilkan dari pembakaran untuk memutar turbin, tetapi di pembangkit listrik baru gas dari pembakaran digunakan untuk memutar turbin gas secara langsung.
Batubara sebagai salah satu contoh bahan bakar fosil
Pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia
merupakan sumber utama dari karbon
dioksida yang merupakan salah satu gas rumah
kaca yang dipercayai menyebabkan pemanasan
global. Sejumlah kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan
bakar bio yang diperoleh dari karbon dioksida di atmosfer dan oleh karena itu tidak
menambah karbon
dioksida di udara.
Hidrokarbon
Model tiruan
dari molekul metana,
CH4. Metana merupakan salah satu contoh hidrokarbon yang
masuk dalam kategori alkana, hanya mempunyai 1 jenis ikatan
saja.
Dalam bidang kimia, hidrokarbon
adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C) dan
atom hidrogen
(H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang
berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai
pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Tipe-tipe hidrokarbon
Klasifikasi hidrokarbon yang dikelompokkan oleh tatanama
organik adalah:
- Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2.[1] Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.[2]
- Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua disebut dengan alkena, dengan rumus umum CnH2n.[3] Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.[4]
- Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin karbon. Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah CnH2n.[2]
- Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon yang paling tidak mempunyai satu cincin aromatik.
Hidrokarbon dapat berbentuk gas (contohnya metana dan propana),
cairan
(contohnya heksana
dan benzena),
lilin atau padatan dengan titik didih rendah (contohnya paraffin wax dan naftalena) atau polimer
(contohnya polietilena, polipropilena
dan polistirena).
Ciri-ciri umum
Karena struktur molekulnya berbeda, maka rumus
empiris antara hidrokarbon pun juga berbeda: jumlah hidrokarbon yang diikat
pada alkena dan alkuna pasti lebih sedikit karena atom karbonnya berikatan
rangkap.
Kemampuan hidrokarbon untuk berikatan dengan
dirinya sendiri disebut dengan katenasi, dan menyebabkan
hidrokarbon bisa membentuk senyawa-senyawa yang lebih kompleks, seperti sikloheksana
atau arena seperti benzena. Kemampuan ini didapat karena karakteristik ikatan
diantara atom karbon bersifat non-polar.
Sesuai dengan teori ikatan valensi, atom karbon harus
memenuhi aturan "4-hidrogen" yang menyatakan jumlah atom
maksimum yang dapat berikatan dengan karbon, karena karbon mempunyai 4 elektron
valensi. Dilihat dari elektron valensi ini, maka karbon mempunyai 4 elektron
yang bisa membentuk ikatan kovalen atau ikatan dativ.
Hidrokarbon bersifat hidrofobik dan termasuk
dalam lipid.
Beberapa hidrokarbon tersedia melimpah di tata
surya. Danau berisi metana dan etana cair telah ditemukan pada Titan,
satelit alam terbesar Saturnus, seperti dinyatakan oleh Misi Cassini-Huygens.
Hidrokarbon sederhana dan variasinya
Jumlah atom
karbon |
Alkana(1
ikatan)
|
Alkena(2
ikatan)
|
Alkuna
(3 ikatan)
|
||
1
|
–
|
–
|
|||
2
|
Etena
(etilena)
|
Etuna
(asetilena)
|
–
|
–
|
|
3
|
Propena (propilena)
|
Propuna (metilasetilena)
|
Propadiena (alena)
|
||
4
|
Butena (butilena)
|
||||
5
|
Pentadiena (piperylene)
|
||||
6
|
|||||
7
|
|||||
8
|
|||||
9
|
|||||
10
|
Penggunaan
Hidrokarbon adalah salah satu sumber energi paling
penting di bumi. Penggunaan yang utama adalah sebagai sumber bahan bakar.
Dalam bentuk padat, hidrokarbon adalah salah satu komposisi pembentuk aspal.
Hidrokarbon dulu juga pernah digunakan untuk
pembuatan klorofluorokarbon, zat
yang digunakan sebagai propelan pada semprotan nyamuk. Saat ini klorofluorokarbon
tidak lagi digunakan karena memiliki efek buruk terhadap lapisan ozon.
Metana dan etana berbentuk gas dalam suhu ruangan dan tidak mudah
dicairkan dengan tekanan begitu saja. Propana
lebih mudah untuk dicairkan, dan biasanya dijual di tabung-tabung dalam bentuk
cair. Butana
sangat mudah dicairkan, sehingga lebih aman dan sering digunakan untuk pemantik
rokok. Pentana
berbentuk cairan bening pada suhu ruangan, biasanya digunakan di industri
sebagai pelarut
wax dan gemuk. Heksana
biasanya juga digunakan sebagai pelarut kimia dan termasuk dalam komposisi bensin.
Heksana, heptana, oktana, nonana, dekana, termasuk dengan alkena dan beberapa sikloalkana
merupakan komponen penting pada bensin, nafta, bahan bakar
jet, dan pelarut industri. Dengan bertambahnya atom karbon, maka
hidrokarbon yang berbentuk linear akan memiliki sifat viskositas dan titik
didih lebih tinggi, dengan warna lebih gelap.
Pembakaran hidrokarbon
Artikel utama
untuk bagian ini adalah: Pembakaran
Saat ini, hidrokarbon merupakan sumber energi
listrik dan panas utama dunia karena energi yang dihasilkannya ketika dibakar.[7]
Energi hidrokarbon ini biasanya sering langsung digunakan sebagai pemanas di
rumah-rumah, dalam bentuk minyak maupun gas alam. Hidrokarbon dibakar dan panasnya digunakan untuk
menguapkan air, yang nanti uapnya disebarkan ke seluruh ruangan. Prinsip yang
hampir sama digunakan di pembangkit-pembangkit listrik.
Ciri-ciri umum dari hidrokarbon adalah
menghasilkan uap, karbon dioksida, dan panas selama pembakaran, dan oksigen
diperlukan agar reaksi pembakaran dapat berlangsung. Berikut ini adalah contoh
reaksi pembakaran metana:
CH4 + 2 O2 → 2 H2O + CO2
+ Energi
Jika udara miskin gas oksigen, maka akan
terbentuk gas karbon monoksida (CO) dan air:
2 CH4 + 3 O2 → 2CO + 4H2O
Contoh lainnya, reaksi pembakaran propana:
C3H8 + 5 O2 → 4 H2O + 3
CO2 + Energi
CnH2n+2 + (3n+1)/2 O2 → (n+1) H2O
+ n CO2 + Energi
Reaksi pembakaran hidrokarbon termasuk reaksi kimia eksotermik.
Batu bara
Contoh batu bara
Batu bara atau batubara adalah salah satu bahan bakar
fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar,
terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan
terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri
dari karbon,
hidrogen
dan oksigen.Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Batu bara
secara umum
Umur batu
bara
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi
pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta
tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batu bara yang paling
produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang
ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
Materi
pembentuk batu bara
Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan
pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal.
Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga.
Sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
Pteridofita, umur Devon Atas hingga
Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara.
Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di
iklim hangat.
Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan
heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar
getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan
glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia,
India
dan Afrika.
Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah
yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah
dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
Penambangan
Tambang batu bara di Bihar, India.
Penambangan batu bara adalah penambangan batu bara
dari bumi.
Batu bara digunakan sebagai bahan bakar.
Batu bara juga dapat digunakan untuk membuat coke untuk pembuatan baja. Tambang batu bara tertua terletak di Tower Colliery di Inggris.
Kelas dan
jenis batu bara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas
dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus,
sub-bituminus, lignit dan gambut.
Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster)
metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C)
dengan kadar air kurang dari 8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan
berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang
di Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas
yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang
mengandung air 35-75% dari beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang
paling rendah.
Pembentukan
batu bara
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut
dengan istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2
tahap proses yang terjadi, yakni:
Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai
pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang
berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan
gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan
kompaksi material organik serta membentuk gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan
akhirnya antrasit.
Batu bara
di Indonesia
Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai
ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan
Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut
dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah,
kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira
20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu geologi.
Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada
iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa
diantaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah
rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini
terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat
masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan
sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu
bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar
abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada
lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah
pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian
besar Kalimantan.
Endapan
batu bara Eosen
Endapan ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai
sekitar Tersier Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen di Sumatera
dan Kalimantan.
Ekstensi berumur Eosen ini terjadi sepanjang
tepian Paparan Sunda, dari sebelah barat Sulawesi, Kalimantan bagian timur,
Laut Jawa hingga Sumatera. Dari batuan sedimen yang pernah ditemukan dapat
diketahui bahwa pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen Tengah.
Pemekaran Tersier Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada
pada tatanan busur dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak penunjaman Lempeng Indo-Australia. Lingkungan
pengendapan mula-mula pada saat Paleogen itu non-marin, terutama fluviatil,
kipas aluvial dan endapan danau yang dangkal.
Di Kalimantan bagian tenggara, pengendapan batu
bara terjadi sekitar Eosen Tengah - Atas namun di Sumatera umurnya lebih muda,
yakni Eosen Atas hingga Oligosen Bawah. Di Sumatera bagian tengah, endapan
fluvial yang terjadi pada fase awal kemudian ditutupi oleh endapan danau
(non-marin). Berbeda dengan yang terjadi di Kalimantan bagian tenggara dimana
endapan fluvial kemudian ditutupi oleh lapisan batu bara yang terjadi pada
dataran pantai yang kemudian ditutupi di atasnya secara transgresif oleh
sedimen marin berumur Eosen Atas.
Endapan batu bara Eosen yang telah umum dikenal
terjadi pada cekungan berikut: Pasir
dan Asam-asam (Kalimantan Selatan dan Timur),
Barito
(Kalimantan Selatan), Kutai Atas (Kalimantan
Tengah dan Timur), Melawi dan Ketungau (Kalimantan
Barat), Tarakan (Kalimantan
Timur), Ombilin (Sumatera
Barat) dan Sumatera Tengah (Riau).
Dibawah ini adalah kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu bara Eosen
di Indonesia.
Tambang
|
Cekungan
|
Perusahaan
|
Kadar
air total (%ar)
|
Kadar
air inheren (%ad)
|
Kadar
abu (%ad)
|
Zat
terbang (%ad)
|
Belerang
(%ad)
|
Nilai
energi (kkal/kg)(ad)
|
Satui
|
Asam-asam
|
PT Arutmin Indonesia
|
10.00
|
7.00
|
8.00
|
41.50
|
0.80
|
6800
|
Senakin
|
Pasir
|
PT Arutmin Indonesia
|
9.00
|
4.00
|
15.00
|
39.50
|
0.70
|
6400
|
Petangis
|
Pasir
|
PT BHP Kendilo Coal
|
11.00
|
4.40
|
12.00
|
40.50
|
0.80
|
6700
|
Ombilin
|
Ombilin
|
PT Bukit Asam
|
12.00
|
6.50
|
<8.00
|
36.50
|
0.50 - 0.60
|
6900
|
Parambahan
|
Ombilin
|
PT Allied Indo Coal
|
4.00
|
-
|
10.00 (ar)
|
37.30 (ar)
|
0.50 (ar)
|
6900 (ar)
|
Endapan
batu bara Miosen
Pada Miosen Awal, pemekaran regional Tersier
Bawah - Tengah pada Paparan Sunda telah berakhir. Pada Kala Oligosen hingga
Awal Miosen ini terjadi transgresi marin pada kawasan yang luas dimana
terendapkan sedimen marin klastik yang tebal dan perselingan sekuen
batugamping. Pengangkatan dan kompresi adalah kenampakan yang umum pada
tektonik Neogen di Kalimantan maupun Sumatera. Endapan batu bara Miosen yang
ekonomis terutama terdapat di Cekungan Kutai bagian bawah (Kalimantan Timur),
Cekungan Barito (Kalimantan Selatan) dan Cekungan Sumatera bagian selatan. Batu
bara Miosen juga secara ekonomis ditambang di Cekungan Bengkulu.
Batu bara ini umumnya terdeposisi pada lingkungan
fluvial, delta dan dataran pantai yang mirip dengan daerah pembentukan gambut
saat ini di Sumatera bagian timur. Ciri utama lainnya adalah kadar abu dan
belerang yang rendah. Namun kebanyakan sumberdaya batu bara Miosen ini
tergolong sub-bituminus atau lignit sehingga kurang ekonomis kecuali jika
sangat tebal (PT Adaro) atau lokasi geografisnya menguntungkan. Namun batu bara
Miosen di beberapa lokasi juga tergolong kelas yang tinggi seperti pada Cebakan
Pinang dan Prima (PT KPC), endapan batu bara di sekitar hilir
Sungai Mahakam, Kalimantan Timur dan beberapa lokasi di dekat Tanjungenim,
Cekungan Sumatera bagian selatan.
Tabel dibawah ini menunjukan kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu
bara Miosen di Indonesia.
Tambang
|
Cekungan
|
Perusahaan
|
Kadar
air total (%ar)
|
Kadar
air inheren (%ad)
|
Kadar
abu (%ad)
|
Zat
terbang (%ad)
|
Belerang
(%ad)
|
Nilai
energi (kkal/kg)(ad)
|
Prima
|
Kutai
|
PT Kaltim Prima Coal
|
9.00
|
-
|
4.00
|
39.00
|
0.50
|
6800 (ar)
|
Pinang
|
Kutai
|
PT Kaltim Prima Coal
|
13.00
|
-
|
7.00
|
37.50
|
0.40
|
6200 (ar)
|
Roto South
|
Pasir
|
PT Kideco Jaya Agung
|
24.00
|
-
|
3.00
|
40.00
|
0.20
|
5200 (ar)
|
Binungan
|
Tarakan
|
PT Berau Coal
|
18.00
|
14.00
|
4.20
|
40.10
|
0.50
|
6100 (ad)
|
Lati
|
Tarakan
|
PT Berau Coal
|
24.60
|
16.00
|
4.30
|
37.80
|
0.90
|
5800 (ad)
|
Air Laya
|
Sumatera bagian selatan
|
PT Bukit Asam
|
24.00
|
-
|
5.30
|
34.60
|
0.49
|
5300 (ad)
|
Paringin
|
Barito
|
PT Adaro
|
24.00
|
18.00
|
4.00
|
40.00
|
0.10
|
5950 (ad)
|
Sumberdaya
batu bara
Potensi sumberdaya batu bara di Indonesia sangat
melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera,
sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batu bara walaupun dalam jumlah
kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya, seperti di Jawa Barat,
Jawa Tengah,
Papua,
dan Sulawesi.
Di Indonesia, batu bara merupakan bahan bakar
utama selain solar
(diesel fuel) yang telah umum digunakan pada banyak industri, dari segi
ekonomis batu bara jauh lebih hemat dibandingkan solar, dengan pebandingan
sebagai berikut: Solar Rp 0,74/kilokalori sedangkan batu bara hanya Rp
0,09/kilokalori, (berdasarkan harga solar industri Rp. 6.200/liter).
Dari segi kuantitas batu bara termasuk cadangan
energi fosil terpenting bagi Indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah, mencapai
puluhan milyar ton. Jumlah ini sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi
listrik hingga ratusan tahun ke depan. Sayangnya, Indonesia tidak mungkin
membakar habis batu bara dan mengubahnya menjadi energis listrik melalui PLTU.
Selain mengotori lingkungan melalui polutan CO2, SO2, NOx
dan CxHy cara ini dinilai kurang efisien dan kurang
memberi nilai tambah tinggi.
Batu bara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan
lebih bermakna dan efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan
petrokimia lain yang bernilai ekonomi tinggi. Dua cara yang dipertimbangkan
dalam hal ini adalah likuifikasi (pencairan)
dan gasifikasi
(penyubliman) batu bara.
Membakar batu bara secara langsung (direct
burning) telah dikembangkan teknologinya secara continue, yang bertujuan untuk
mencapai efisiensi pembakaran yang maksimum, cara-cara pembakaran langsung
seperti: fixed grate, chain grate, fluidized bed, pulverized,
dan lain-lain, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya.
Gasifikasi
batu bara
Coal gasification adalah sebuah proses untuk
mengubah batu bara padat menjadi gas batu bara yang mudah terbakar (combustible
gases), setelah proses pemurnian gas-gas ini karbon
monoksida (CO), karbon
dioksida (CO2), hidrogen
(H), metan
(CH4), dan nitrogen (N2) – dapat digunakan sebagai bahan
bakar. hanya menggunakan udara dan uap air sebagai reacting-gas kemudian
menghasilkan water gas atau coal gas, gasifikasi secara nyata mempunyai tingkat
emisi udara, kotoran padat dan limbah terendah.
Tetapi, batu bara bukanlah bahan bakar yang
sempurna. Terikat di dalamnya adalah sulfur dan nitrogen, bila batu bara ini
terbakar kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke udara, bila mengapung di udara
zat kimia ini dapat menggabung dengan uap air (seperti contoh kabut) dan
tetesan yang jatuh ke tanah seburuk bentuk asam sulfurik dan nitrit, disebut
sebagai "hujan asam" “acid rain”. Disini juga
ada noda mineral kecil, termasuk kotoran yang umum tercampur dengan batu bara,
partikel kecil ini tidak terbakar dan membuat debu yang tertinggal di coal
combustor, beberapa partikel kecil ini juga tertangkap di putaran combustion
gases bersama dengan uap air, dari asap yang keluar dari cerobong beberapa
partikel kecil ini adalah sangat kecil setara dengan rambut manusia.
Bagaimana
membuat batu bara bersih
Ada beberapa cara. Contoh sulfur, sulfur adalah
zat kimia kekuningan yang ada sedikit di batu bara, pada beberapa batu bara
yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania, West Virginia dan eastern states lainnya,
sulfur terdiri dari 3 sampai 10 % dari berat batu bara, beberapa batu bara yang
ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-negara bagian sebelah barat lainnya
sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih kecil dari 1%) dari berat batu bara.
Penting bahwa sebagian besar sulfur ini dibuang sbelum mencapai cerobong asap.
Satu cara untuk membersihkan batu bara adalah
dengan cara mudah memecah batu bara ke bongkahan yang lebih kecil dan
mencucinya. Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di batu bara disebut
sebagai "pyritic sulfur " karena ini dikombinasikan dengan besi
menjadi bentuk iron pyrite, selain itu dikenal sebagai "fool's gold” dapat
dipisahkan dari batu bara. Secara khusus pada proses satu kali, bongkahan batu
bara dimasukkan ke dalam tangki besar yang terisi air , atu bara mengambang ke
permukaan ketika kotoran sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini dinamakan
"coal preparation plants" yang membersihkan batu bara dari
pengotor-pengotornya.
Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan cara
ini, bagaimanapun sulfur pada batu bara adalah secara kimia benar-benar terikat
dengan molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut "organic sulfur,"
dan pencucian tak akan menghilangkannya. Beberapa proses telah dicoba untuk
mencamur batu bara dengan bahan kimia yang membebaskan sulfur pergi dari
molekul batu bara, tetapi kebanyakan proses ini sudah terbukti terlalu mahal,
ilmuan masih bekerja untuk mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini.
Kebanyakan pembangkit tenaga listrik modern dan
semua fasilitas yang dibangun setelah 1978 — telahdiwajibkan untuk mempunyai
alat khusus yang dipasang untuk membuang sulfur dari gas hasil pembakaran batu
bara sebelum gas ini naik menuju cerobong asap. Alat ini sebenarnya adalah
"flue gas desulfurization units," tetapi banyak orang menyebutnya
"scrubbers" — karena mereka men-scrub (menggosok) sulfur keluar dari
asap yang dikeluarkan oleh tungku pembakar batu bara.
Membuang
NOx dari batu bara
Nitrogen secara umum adalah bagian yang besar
dari pada udara yang dihirup, pada kenyataannya 80% dari udara adalah nitrogen,
secara normal atom-atom nitrogen mengambang terikat satu sama lainnya seperti
pasangan kimia, tetapi ketika udara dipanaskan seperti pada nyala api boiler
(3000 F=1648 C), atom nitrogen ini terpecah dan terikat dengan oksigen, bentuk
ini sebagai nitrogen oksida atau kadang kala itu disebut sebagai NOx. NOx juga
dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak di dalam batu bara.
Di udara, NOx adalah polutan yang dapat
menyebabkan kabut coklat yang kabur yang kadang kala terlihat di seputar kota
besar, juga sebagai polusi yang membentuk “acid rain” (hujan asam), dan dapat
membantu terbentuknya sesuatu yang disebut “ground level ozone”, tipe lain dari
pada polusi yang dapat membuat kotornya udara.
Salah satu cara terbaik untuk mengurangi NOx
adalah menghindari dari bentukan asalnya, beberapa cara telah ditemukan untuk
membakar batubara di pemabakar dimana ada lebih banyak bahan bakar dari pada
udara di ruang pembakaran yang terpanas. Di bawah kondisi ini kebanyakan
oksigen terkombinasikan dengan bahan bakar daripada dengan nitrogen. Campuran
pembakaran kemudian dikirim ke ruang pembakaran yang kedua dimana terdapat
proses yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar habis terbakar.
Konsep ini disebut "staged combustion" karena batu bara dibakar
secara bertahap. Kadang disebut juga sebagai "low-NOx burners" dan
telah dikembangkan sehingga dapat mengurangi kangdungan Nox yang terlepas di
uadara lebih dari separuh. Ada juga teknologi baru yang bekerja seperti
"scubbers" yang membersihkan NOX dari flue gases (asap) dari boiler
batu bara. Beberapa dari alat ini menggunakan bahan kimia khusus yang disebut
katalis yang mengurai bagian NOx menjadi gas yang tidak berpolusi, walaupun
alat ini lebih mahal dari "low-NOx burners," namun dapat menekan
lebih dari 90% polusi Nox.
Cadangan
batu bara dunia
Daerah batu bara di Amerika Serikat
Pada tahun 1996 diestimasikan terdapat sekitar satu exagram (1 × 1015 kg atau 1
trilyun ton) total batu bara yang dapat ditambang menggunakan teknologi tambang
saat ini, diperkirakan setengahnya merupakan batu bara keras. Nilai energi dari
semua batu bara dunia adalah 290 zettajoules.
Dengan konsumsi global saat ini adalah 15 terawatt, terdapat cukup batu
bara untuk menyediakan energi bagi seluruh dunia untuk 600 tahun.British Petroleum, pada Laporan Tahunan 2006, memperkirakan pada akhir 2005, terdapat 909.064 juta ton cadangan batu bara dunia yang terbukti (9,236 × 1014 kg), atau cukup untuk 155 tahun (cadangan ke rasio produksi). Angka ini hanya cadangan yang diklasifikasikan terbukti, program bor eksplorasi oleh perusahaan tambang, terutama sekali daerah yang di bawah eksplorasi, terus memberikan cadangan baru.
Departemen Energi Amerika Serikat memperkirakan cadangan batu bara di Amerika Serikat sekitar 1.081.279 juta ton (9,81 × 1014 kg), yang setara dengan 4.786 BBOE (billion barrels of oil equivalent).
Negara
|
Bituminus (termasuk antrasit)
|
Sub-bituminus
|
Lignit
|
TOTAL
|
115.891
|
101.021
|
33.082
|
249.994
|
|
49.088
|
97.472
|
10.450
|
157.010
|
|
62.200
|
33.700
|
18.600
|
114.500
|
|
82.396
|
2.000
|
84.396
|
||
42.550
|
1.840
|
37.700
|
82.090
|
|
23.000
|
43.000
|
66.000
|
||
49.520
|
49.520
|
|||
16.274
|
15.946
|
1.933
|
34.153
|
|
31.000
|
3.000
|
34.000
|
||
20.300
|
1.860
|
22.160
|
||
64
|
1.460
|
14.732
|
16.256
|
|
11.929
|
11.929
|
|||
6.267
|
381
|
6.648
|
||
3.471
|
871
|
2.236
|
6.578
|
|
2.114
|
3.414
|
150
|
5.678
|
|
790
|
1.430
|
3.150
|
5.370
|
|
4.300
|
4.300
|
|||
1.000
|
3.000
|
4.000
|
||
278
|
761
|
2.650
|
3.689
|
|
2.874
|
2.874
|
|||
13
|
233
|
2.465
|
2.711
|
|
2.265
|
2.265
|
|||
1.710
|
1.710
|
|||
1.000
|
500
|
1.500
|
||
1
|
35
|
1.421
|
1.457
|
|
1.268
|
1.268
|
|||
860
|
300
|
51
|
1.211
|
|
31
|
1.150
|
1.181
|
||
80
|
1.017
|
1.097
|
||
960
|
100
|
1060
|
||
812
|
812
|
|||
773
|
773
|
|||
200
|
400
|
60
|
660
|
|
300
|
300
|
600
|
||
33
|
206
|
333
|
572
|
|
502
|
502
|
|||
497
|
497
|
|||
479
|
479
|
|||
430
|
430
|
|||
232
|
100
|
332
|
||
40
|
235
|
275
|
||
212
|
212
|
|||
208
|
208
|
|||
200
|
200
|
|||
21
|
169
|
190
|
||
183
|
183
|
|||
172
|
172
|
|||
150
|
150
|
|||
88
|
88
|
|||
78
|
78
|
|||
70
|
70
|
|||
66
|
66
|
|||
40
|
40
|
|||
6
|
33
|
39
|
||
3
|
33
|
36
|
||
22
|
14
|
36
|
||
27
|
7
|
34
|
||
25
|
25
|
|||
24
|
24
|
|||
22
|
22
|
|||
14
|
14
|
|||
10
|
10
|
|||
4
|
4
|
|||
3
|
3
|
|||
2
|
2
|
|||
2
|
2
|
|||
2
|
2
|
|||
2
|
2
|
|||
1
|
1
|
|||
1
|
1
|
|||
1
|
1
|
|||
1
|
1
|
Negara pengekspor batu bara utama
Pengekspor batu bara
berdasarkan negara dan tahun
(dalam juta ton) |
||
Negara
|
||
238,1
|
247,6
|
|
43,0
|
48,0
|
|
78,7
|
74,9
|
|
41,0
|
55,7
|
|
16,4
|
16,3
|
|
27,7
|
28,8
|
|
103,4
|
95,5
|
|
57,8
|
65,9
|
|
200,8
|
131,4
|
|
Total
|
713,9
|
764,0
|
Minyak bumi
Cadangan minyak terbukti,
2009
Pompa minyak di
pengeboran minyak dekat Lubbock, Texas.
Pengilangan
minyak di Mina-Al-Ahmadi, Kuwait
Pompa minyak
Minyak Bumi (bahasa
Inggris: petroleum, dari bahasa Latin
petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas
hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang
mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak Bumi terdiri
dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon,
sebagian besar seri alkana,
tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi
diambil dari sumur minyak di pertambangan-pertambangan
minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan setelah melalui proses studi
geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber, dan berbagai macam
studi lainnya.[1][2]
Setelah itu, minyak Bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak dan
dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik
didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai
dari bensin
dan minyak tanah
sampai aspal
dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk membuat plastik
dan obat-obatan.[3]
Minyak Bumi digunakan untuk memproduksi berbagai macam barang dan material yang
dibutuhkan manusia.[4]
Komposisi
Jika dilihat kasar, minyak Bumi hanya berisi
minyak mentah saja, tapi dalam penggunaan sehari-hari ternyata juga digunakan
dalam bentuk hidrokarbon padat, cair, dan gas lainnya. Pada kondisi temperatur dan tekanan standar,
hidrokarbon yang ringan seperti metana, etana, propana, dan butana berbentuk gas yang mendidih pada -161.6 °C, -88.6 °C,
-42 °C, dan -0.5 °C, berturut-turut (-258.9°, -127.5°, -43.6°, dan +31.1° F),
sedangkan karbon yang lebih tinggi, mulai dari pentana
ke atas berbentuk padatan atau cairan. Meskipun begitu, di sumber minyak di
bawah tanah, proporsi gas, cairan, dan padatan tergantung dari kondisi
permukaan dan diagram fase dari campuran minyak Bumi
tersebut.
Sumur minyak
sebagian besar menghasilkan minyak mentah, dan terkadang ada juga kandungan gas
alam di dalamnya. Karena tekanan di permukaan Bumi lebih rendah daripada di
bawah tanah, beberapa gas akan keluar dalam bentuk campuran. Sumur gas
sebagian besar menghasilkan gas. Tapi, karena suhu dan tekanan di bawah tanah
lebih besar daripada suhu di permukaan, maka gas yang keluar kadang-kadang juga
mengandung hidrokarbon yang lebih besar, seperti pentana,
heksana,
dan heptana
dalam wujud gas. Di permukaan, maka gas ini akan mengkondensasi sehingga
berbentuk kondensat gas alam. Bentuk
fisik kondensat ini mirip dengan bensin.
Persentase hidrokarbon ringan di dalam minyak
mentah sangat bervariasi tergantung dari ladang minyak,
kandungan maksimalnya bisa sampai 97% dari berat kotor dan paling minimal
adalah 50%.
Jenis hidrokarbon yang terdapat pada minyak Bumi
sebagian besar terdiri dari alkana, sikloalkana, dan berbagai
macam jenis hidrokarbon aromatik, ditambah dengan
sebagian kecil elemen-elemen lainnya seperti nitrogen,
oksigen
dan sulfur,
ditambah beberapa jenis logam seperti besi, nikel, tembaga,
dan vanadium.
Jumlah komposisi molekul sangatlah beragam dari minyak yang satu ke minyak yang
lain tapi persentase proporsi dari elemen
kimianya dapat dilihat di bawah ini:[6]
Komposisi elemen
berdasarkan berat
|
|
Elemen
|
Rentang
persentase
|
Karbon
|
83 sampai 87%
|
Hidrogen
|
10 sampai 14%
|
Nitrogen
|
0.1 sampai 2%
|
Oksigen
|
0.05 sampai 1.5%
|
Sulfur
|
0.05 sampai 6.0%
|
Logam
|
< 0.1%
|
Ada 4 macam molekul hidrokarbon yang ada dalam
minyak mentah. Persentase relatif setiap molekul berbeda-beda tiap lokasi
minyaknya, sehingga menggambarkan ciri-ciri dari setiap minyak.
Komposisi molekul
berdasarkan berat
|
|||
Hidrokarbon
|
Rata-rata
|
Rentang
|
|
30%
|
15 sampai 60%
|
||
49%
|
30 sampai 60%
|
||
15%
|
3 sampai 30%
|
||
6%
|
sisa-sisa
|
||
Kebanyakan minyak
mentah di dunia merupakan non-konvensional.
Penampakan fisik dari minyak Bumi sangatlah
beragam tergantung dari komposisinya. Minyak Bumi biasanya berwarna hitam atau
coklat gelap (meskipun warnanya juga bisa kekuningan, kemerahan, atau bahkan
kehijauan). Pada sumur minyak biasanya ditemukan juga gas alam
yang mempunyai massa jenis lebih ringan daripada minyak Bumi, sehingga biasanya
keluar terlebih dahulu dibandingkan minyak. Dalam campuran itu, terdapat juga air asin,
yang massa jenisnya lebih rendah sehingga berada di lapisan di bawah minyak.
Minyak mentah juga dapat ditemukan dengan campuran dengan pasir dan minyak, seperti
pada pasir minyak Athabasca
di Kanada,
yang biasanya merujuk pada bitumen mentah. Bitumen
yang terdapat di Kanada memiliki karakteristik lengket, berwarna hitam,
bentuknya seperti minyak mentah dalam wujud tar, sehingga sangat lengket dan
berat dan harus dipanaskan terlebih dahulu agar larut dan bisa dialirkan.
Venezuela juga mempunyai cadangan minyak dalam jumlah besar di pasir minyak Orinoco,
meskipun jumlah hidrokarbon yang terkandung lebih cair daripada di Kanada.
Jenis minyak ini disebut dengan minyak ekstra berat.
Minyak yang terdapat dalam pasir minyak ini disebut dengan minyak tak
konvensional untuk membedakannya dari minyak yang dapat diekstrak
dengan metode tradisional biasa. Kanada dan Venezuela diperkirakan mempunyai
3,6 triliun barel (570×109 m3) bitumen dan minyak
ekstra-berat ini, sekitar dua kali dari volume cadangan minyak konvensional
dunia.
Minyak Bumi sebagian besar digunakan untuk
memproduksi bensin
dan minyak bakar,
keduanya merupakan sumber "energi primer"
utama.[10]
84% dari volume hidrokarbon yang terkandung dalam minyak Bumi diubah menjadi
bahan bakar, yang di dalamnya termasuk dengan bensin, diesel, bahan bakar jet,
dan elpiji.[11]
Minyak Bumi yang tingkatannya lebih ringan akan menghasilkan minyak dengan
kualitas terbaik, tapi karena cadangan minyak ringan dan menengah semakin hari
semakin sedikit, maka tempat-tempat pengolahan minyak sekarang
ini semakin meningkatkan pemrosesan minyak berat dan bitumen, diikuti dengan
metode yang makin kompleks dan mahal untuk memproduksi minyak. Karena minyak
Bumi tyang tingkatannya berat mengandung karbon terlalu banyak dan hidrogen
terlalu sedikit, maka proses yang biasanya dipakai adalah mengurangi karbon
atau menambahkan hidrogen ke dalam molekulnya. Untuk mengubah molekul yang
panjang dan kompleks menjadi molekul yang lebih kecil dan sederhana, digunakan
proses fluid
catalytic cracking.
Karena mempunyai kepadatan energi yang
tinggi, pengangkutan yang mudah, dan cadangan yang banyak, minyak Bumi telah
menjadi sumber energi paling utama di dunia sejak pertengahan tahun 1950-an.
Minyak Bumi juga digunakan sebagai bahan mentah dari banyak produk-produk kimia, farmasi, pelarut,
pupuk,
pestisida,
dan plastik;
dan sisa 16% lainnya yang tidak digunakan untuk produksi energi diubah menjadi
material lainnya.
Cadangan minyak yang diketahui saat ini berkisar
190 km3 (1,2 triliun barrel)
tanpa pasir minyak, atau 595 km3 (3,74 triliun barrel) jika pasir
minyak ikut dihitung. Konsumsi minyak Bumi saat ini berkisar 84 juta barrel
(13,4×106 m3) per harinya, atau 4.9 km3 per
tahunnya. Dengan cadangan minyak yang ada sekarang, minyak Bumi masih bisa
dipakai sampai 120 tahun lagi, jika konsumsi dunia diasumsikan tidak bertambah.
Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah
zat abiotik, yang berarti zat ini tidak berasal dari fosil tetapi berasal dari
zat anorganik yang dihasilkan secara alami dalam perut Bumi. Namun, pandangan
ini diragukan dalam lingkungan ilmiah.
Kimia
Oktana, hidrokarbon
yang ditemukan pada bensin. Garis-garis melambangkan ikatan
tunggal, bola hitam melambangkan karbon,
sedangkan bola putih melambangkan hidrogen.
Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai
macam hidrokarbon,
jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik
yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa
kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak
Bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan
ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Alkana, juga disebut dengan parafin,
adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau bercabang yang
molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus umum CnH2n+2. Pada
umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun
molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di
dalam campuran tersebut.
Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena,
adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap
pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana
memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik didih yang
lebih tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak
tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6
yang disebut cincin benzena, dimana
atom hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn.
Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat.
Beberapa bersifat karsinogenik.
Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas
dipisahkan dengan distilasi fraksional di
tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin,
dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana
(isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam bensin,
mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen
secara eksotermik:[14]
2 C8H18(l)
+ 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g)
+ 10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak
Bumi dapat diteliti di laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya akan
diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas, dan
kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.
Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi
atau produk hasil olahannya akan menyebabkan produk sampingan yang beracun.
Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur maka akan menghasilkan karbon
monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin
kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung
molekul nitrogen oksida yang dapat
menimbulkan asbut.
Persamaan empiris untuk ciri-ciri termal pada produk
hasil olahan minyak Bumi
Panas pembakaran
Pada volume yang konstan maka panas pembakaran
dari produk minyak Bumi dapat diperkirakan dengan rumus:
.
dengan dalam kal/gram dan d
adalah gravitasi khusus pada suhu 60 °F (16 °C).
Konduktivitas termal
Konduktivitas termal dari cairan-cairan yang
berasal dari minyak Bumi dapat dirumuskan sebagai berikut:
0.547
Satuan K adalah BTU hr−1ft−2
, t diukur dalam °F dan d adalah gravitasi khusus pada suhu 60 °F (16 °C).
Penggunaan
Struktur kimia dari minya Bumi sangatlah
heterogen, terdiri dari banyak rantai hidrokarbon
dengan panjang yang berbeda-beda. Maka dari itu, minyak Bumi dibawa ke tempat pengilangan minyak
sehingga senyawa-senyawa hidrokarbon ini bisa dipisahkan dengan teknik distilasi
dan proses kimia lainnya. Hasil penyulingan minyak inilah yang digunakan
manusia untuk berbagai macam kebutuhan.
Bahan bakar
Jenis produk paling umum dari penyulingan
minyak Bumi adalah bahan bakar. Jenis-jenis bahan bakar itu antara
lain (dilihat dari titik didihnya):[16]
Hasil penyulingan
minyak Bumi
|
|
Nama bahan
bakar
|
Titik didih oC
|
Elpiji
(LPG)
|
-40
|
-12 sampai -1
|
|
-1 sampai 180
|
|
150 sampai 205
|
|
205 sampai 260
|
|
205 sampai 290
|
|
260 sampai 315
|
Produk turunan lainnya
Beberapa produk hasil olahan hidrokarbon dapat
dicampur dengan senyawa non-hidrokarbon untuk membentuk senyawa lainnya:
Wax, digunakan dalam pengepakan makanan beku.
Sulfur atau Asam sulfat.
Merupakan senyawa penting dalam industri.
Tar.
Kokas minyak Bumi,
digunakan sebagai bahan bakar padat.
Petrokimia
aromatik,
digunakan sebagai campuran pada produksi bahan-bahan kimia lainnya.
Di Indonesia
Di Indonesia,
minyak Bumi yang diolah banyak digunakan sebagai Bahan bakar minyak atau
BBM, yang merupakan salah satu jenis bahan bakar
yang digunakan secara luas di era industrialisasi.
Ada beberapa jenis BBM yang dikenal di Indonesia,
di antaranya adalah:
Minyak tanah
rumah tangga
Minyak tanah industri
Pertamax Racing
Solar transportasi
Solar industri
Di Indonesia, harga BBM sering mengalami kenaikan
disebabkan alasan pemerintah yang ingin mengurangi subsidi.
Tujuan dari pengurangan tersebut dikatakan adalah agar dana yang sebelumnya
digunakan untuk subsidi dapat dialihkan untuk hal-hal lain seperti pendidikan
dan pembangunan infrastruktur. Di sisi lain, kenaikan tersebut
sering memicu terjadinya kenaikan pada harga barang-barang lainnya seperti
barang konsumen, sembako
dan bisa juga tarif listrik sehingga selalu ditentang masyarakat.
Sejarah
Artikel utama
untuk bagian ini adalah: Sejarah minyak Bumi
Pengeboran
minyak di Okemah, Oklahoma, 1922.
Minyak Bumi telah digunakan oleh manusia sejak
zaman kuno, dan sampai saat ini masih merupakan komoditas yang penting. Minyak
Bumi menjadi bahan bakar utama setelah ditemukannya mesin pembakaran dalam, semakin majunya penerbangan komersial, dan meningkatnya
penggunaan plastik.
Lebih dari 4000 tahun yang lalu, menurut Herodotus
dan Diodorus Siculus, aspal telah digunakan
sebagai konstruksi dari tembok dan menara Babylon; ada banyak
lubang-lubang minyak di dekat Ardericca (dekat Babylon).[17]
Jumlah minyak yang besar ditemukan di tepi Sungai Issus, salah satu
anak sungai dari Sungai Eufrat. Tablet-tablet dari Kerajaan Persia Kuno
menunjukkan bahwa kebutuhan obat-obatan dan penerangan untuk kalangan
menengah-atas menggunakan minyak Bumi. Pada tahun 347, minyak diproduksi daqri
sumur yang digali dengan bambu di China.
Pada tahun 1850-an, Ignacy Łukasiewicz
menemukan bagaimana proses untuk mendistilasi minyak tanah
dari minyak Bumi, sehingga memberikan alternatif yang lebih murah daripada
harus menggunakan minyak paus. Maka, dengan segera, pemakaian
minyak Bumi untuk keperluan penerangan melonjak drastis di Amerika Utara.[19]
Sumur minyak komersial pertama di dunia yang digali terletak di Polandia
pada tahun 1853. Pengeboran minyak kemudian berkembang sangat cepat di banyak
belahan dunia lainnya, terutama saat Kerajaan Rusia berkuasa. Perusahaan Branobel
yang berpusat di Azerbaijan menguasai produksi minyak dunia pada akhir abad
ke-19.
Industri minyak mentah
Artikel utama
untuk bagian ini adalah: Industri
minyak Bumi
Hal-hal yang termasuk di dalam industri minyak
mentah adalah proses eksplorasi, ekstraksi,
pengilangan, dan transportasi
(yang biasanya diangkut dengan kapal tanker dan jalur pipa).
Volume terbesar dari industri ini adalah bahan bakar minyak dan bensin. Minyak
Bumi juga merupakan bahan bakar utama dalam pembuatan produk kimia
lainnya, termasuk obat-obatan, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik. Industri
ini biasanya terbagi menjadi 3 komponen besar: upstream,
midstream dan downstream.
industri, dan sangat penting untuk menjaga peradaban
manusia di jaman industrialisasi ini, sehingga minyak Bumi ini menjadi
perhatian serius bagi banyak pemerintahan di banyak negara. Saat ini minyak
Bumi masih menjadi sumber energi terbesar di banyak kawasan di dunia, dengan
persentase bervariasi mulai dari yang terendah 32% di Eropa dan Asia, sampai yang paling
tertinggi di Timur Tengah, yaitu mencapai 53%. Di kawasan
lainnya, persentase pemakaian minyak Bumi sebagai sumber energi untuk Amerika
Selatan dan Tengah mencapai 44%, Afrika 41%, dan Amerika Utara
40%. Saat ini dunia mengkonsumsi 30 juta barrel (4.8 km³) minyak per tahunnya,
dan pengkonsumsi minyak terbesar tetaplah negara-negara maju. Menurut data,
Amerika Serikat saja mengkonsumsi 24% konsumsi minyak dunia pada tahun 2004,
meskipun di tahun 2007 persentasenya turun menjadi 21%.
Minyak Bumi berdasarkan negara
Statistik konsumsi
Emisi karbon global, indikator
dari konsumsi minyak mentah dari tahun 1800-2007. Untuk keseluruhan, warnanya
hitam, sedangkan untuk minyak saja warna biru.
Proyeksi penggunaan energi,
oleh EIA
Konsumsi minyak mentah per
harinya, dari tahun 1980 to 2006
konsumsi minyak Bumi berdasarkan persentase
wilayah dari tahun 1980-2006: merah=Amerika
Serikat, biru=Eropa, kuning=Asia+Oseania
Konsumsi minyak mentah tahun
2010 di dunia dan berdasarkan wilayah. Global Energy
Statistical Yearbook 2011
Produksi
Negara-negara
produsen minyak Bumi
Grafik dari
negara-negara produsen minyak utama dunia, 1960-2006, termasuk Uni Soviet
Dalam industri minyak mentah, yang dimaksud
dengan produksi adalah seberapa banyak minyak mentah yang berhasil
diekstraksi.
#
|
Negara
produsen
|
103bbl/hari
(2006)
|
103bbl/hari
(2007)
|
103bbl/hari
(2008)
|
103bbl/hari
(2009)
|
Pangsa pasar
|
1
|
Arab Saudi
(OPEC)
|
10.665
|
10.234
|
10.782
|
9.760
|
11,8%
|
2
|
Rusia
1
|
9.677
|
9.876
|
9.789
|
9.934
|
12,0%
|
3
|
8.331
|
8.481
|
8.514
|
9.141
|
11,1%
|
|
4
|
Iran
(OPEC)
|
4.148
|
4.043
|
4.174
|
4.177
|
5,1%
|
5
|
3.846
|
3.901
|
3.973
|
3.996
|
4,8%
|
|
6
|
Kanada
2
|
3.288
|
3.358
|
3.350
|
3.294
|
4,0%
|
7
|
Meksiko
1
|
3.707
|
3.501
|
3.185
|
3.001
|
3,6%
|
8
|
Uni Emirat
Arab (OPEC)
|
2.945
|
2.948
|
3.046
|
2.795
|
3,4%
|
9
|
Kuwait
(OPEC)
|
2.675
|
2.613
|
2.742
|
2.496
|
3,0%
|
10
|
Venezuela
(OPEC) 1
|
2.803
|
2.667
|
2.643
|
2.471
|
3,0%
|
11
|
Norwegia
1
|
2.786
|
2.565
|
2.466
|
2.350
|
2,8%
|
12
|
2.166
|
2.279
|
2.401
|
2.577
|
3,1%
|
|
13
|
Irak
(OPEC) 3
|
2.008
|
2.094
|
2.385
|
2.400
|
2,9%
|
14
|
Aljazair
(OPEC)
|
2.122
|
2.173
|
2.179
|
2.126
|
2,6%
|
15
|
Nigeria
(OPEC)
|
2.443
|
2.352
|
2.169
|
2.211
|
2,7%
|
16
|
Angola
(OPEC)
|
1.435
|
1.769
|
2.014
|
1.948
|
2,4%
|
17
|
Libya
(OPEC)
|
1.809
|
1.845
|
1.875
|
1.789
|
2,2%
|
18
|
1.689
|
1.690
|
1.584
|
1.422
|
1,7%
|
|
19
|
1.388
|
1.445
|
1.429
|
1.540
|
1,9%
|
|
20
|
Qatar
(OPEC)
|
1.141
|
1.136
|
1.207
|
1.213
|
1,5%
|
21
|
1.102
|
1.044
|
1.051
|
1.023
|
1,2%
|
|
22
|
854
|
881
|
884
|
877
|
1,1%
|
|
23
|
648
|
850
|
875
|
1.012
|
1,2%
|
|
24
|
802
|
791
|
792
|
794
|
1,0%
|
|
25
|
743
|
714
|
761
|
816
|
1,0%
|
|
26
|
729
|
703
|
727
|
693
|
0,8%
|
|
27
|
667
|
664
|
631
|
678
|
0,8%
|
|
28
|
544
|
543
|
601
|
686
|
0,8%
|
|
29
|
552
|
595
|
586
|
588
|
0,7%
|
|
30
|
Ekuador
(OPEC)
|
536
|
512
|
505
|
485
|
0,6%
|
31
|
380
|
466
|
480
|
486
|
0,6%
|
|
32
|
449
|
446
|
426
|
400
|
0,5%
|
|
33
|
386
|
400
|
359
|
346
|
0,4%
|
|
34
|
334
|
349
|
361
|
339
|
0,4%
|
|
35
|
362
|
352
|
314
|
346
|
0,4%
|
|
36
|
377
|
361
|
300
|
287
|
0,3%
|
|
37
|
344
|
314
|
289
|
262
|
0,3%
|
|
38
|
237
|
244
|
248
|
242
|
0,3%
|
|
39
|
204
|
199
|
195
|
192
|
0,2%
|
|
40
|
Tidak ada data
|
180
|
189
|
198
|
0,2%
|
1 Masa produksi minyak maksimum sudah lewat di
negara-negara ini
2 Meski produksi minyak Kanada turun, tapi total
produksi minyak tetap tumbuh karena produksi pasir minyak masih meningkat. Jika pasir minyak dimasukkan, Kanada
mempunyai cadangan minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi.
3 Meskipun masih tercatat sebagai anggota, tapi Irak
sudah tidak dimasukkan dalam total produksi sejak 1998.
Konsumsi
Menurut CIA World Factbook, konsumsi minyak Bumi di
dunia pada tahun 2010 adalah 87 juta barel minyak per harinya.
Konsumsi minyak
per kapita (warna lebih gelap berarti konsumsinya lebih besar).
Tabel ini berisi tentang berapa banyak minyak
mentah yang dikonsumsi tiap harinya pada tahun 2008 dalam satuan ribu barrel (bbl) dan ribu
meter kubik (m3)
Konsumsi pada
tahun 2008
|
(1000
bbl/hari)
|
(1000 m3/hari)
|
populasi
penduduk (juta)
|
10 bbl/tahun
per kapita
|
10 m3/tahun
per kapita
|
19.497,95
|
3,099.9
|
314
|
226
|
35.9
|
|
7.831,00
|
1,245.0
|
1345
|
21
|
3.3
|
|
Jepang
2
|
4.784,85
|
760.7
|
127
|
137
|
21.8
|
India
2
|
2.962,00
|
470.9
|
1198
|
09
|
1.4
|
Rusia
1
|
2.916,00
|
463.6
|
140
|
76
|
12.1
|
Jerman
2
|
2.569,28
|
408.5
|
82
|
114
|
18.1
|
2.485,00
|
395.1
|
193
|
47
|
7.5
|
|
2.376,00
|
377.8
|
25
|
337
|
53.6
|
|
2.261,36
|
359.5
|
33
|
246
|
39.1
|
|
2.174,91
|
345.8
|
48
|
164
|
26.1
|
|
Meksiko
1
|
2.128,46
|
338.4
|
109
|
71
|
11.3
|
Perancis
2
|
1.986,26
|
315.8
|
62
|
116
|
18.4
|
1.741,00
|
276.8
|
74
|
86
|
13.7
|
|
1.709,66
|
271.8
|
61
|
101
|
16.1
|
|
Italia
2
|
1.639,01
|
260.6
|
60
|
10
|
1.6
|
Sumber: Informasi
Administrasi Energi AS
Data populasi:
2 Negara ini bukanlah produsen minyak utama
Ekspor
Lihat pula: Eksportir
minyak mentah dan OPEC
Para negara
pengekportir minyak.
#
|
Negara
pengekspor
|
103bbl/hari
(2009)
|
103m3/hari
(2009)
|
103bbl/hari
(2006)
|
103m3/hari
(2006)
|
1
|
7.322
|
1.164
|
8.651
|
1.376
|
|
2
|
Rusia
1
|
7.194
|
1.144
|
6.565
|
1.044
|
3
|
Iran
(OPEC)
|
2.486
|
395
|
2.519
|
401
|
4
|
Uni Emirat
Arab (OPEC)
|
2.303
|
366
|
2.515
|
400
|
5
|
Norwegia
1
|
2.132
|
339
|
2.542
|
404
|
6
|
Kuwait
(OPEC)
|
2.124
|
338
|
2.150
|
342
|
7
|
Nigeria
(OPEC)
|
1.939
|
308
|
2.146
|
341
|
8
|
Angola
(OPEC)
|
1.878
|
299
|
1.363
|
217
|
9
|
Aljazair
(OPEC) 1
|
1.767
|
281
|
1.847
|
297
|
10
|
Irak
(OPEC)
|
1.764
|
280
|
1.438
|
229
|
11
|
Venezuela
(OPEC) 1
|
1.748
|
278
|
2.203
|
350
|
12
|
Libya
(OPEC) 1
|
1.525
|
242
|
1.525
|
242
|
13
|
1.299
|
207
|
1.114
|
177
|
|
14
|
Kanada
2
|
1.168
|
187
|
1.071
|
170
|
15
|
Qatar
(OPEC)
|
1.066
|
169
|
-
|
-
|
-
|
Meksiko
1
|
1.039
|
165
|
1.676
|
266
|
2 Statistik untuk Kanada sangatlah kompleks karena
nyatanya negara ini adalah eksportir dan importir minyak sekaligus. Negara ini
juga banyak sekali melakukan pengilangan untuk minyak-minyak yang dipasarkan di
pasar Amerika Serikat. Kanada merupakan eksportir minyak utama ke AS, dengan
rata-rata impor sekitar 2.500.000 barel/hari (400.000 m3/hari) bulan Agustus
2007.
Total produksi/konsumsi dunia pada tahun 2005 diperkirakan
sekitar 84 juta barel per harinya (13.400.000 m3/d).
Impor
Impor minyak
mentah berdasarkan negara.
Negara importir minyak mentah terbesar, dari
tahun 2006 sampai 2009 dalam ribu bbl/hari dan ribu m³/d:
#
|
Negara
pengimpor
|
103bbl/hari
(2009)
|
103m3/hari
(2009)
|
103bbl/hari
(2006)
|
103m3/hari
(2006)
|
1
|
Amerika
Serikat 1
|
9.631
|
1.531
|
12.220
|
1.943
|
2
|
China 2
|
4.328
|
688
|
3.438
|
547
|
3
|
Jepang
|
4.235
|
673
|
5.097
|
810
|
4
|
Jerman
|
2.323
|
369
|
2.483
|
395
|
5
|
India
|
2.233
|
355
|
1.687
|
268
|
6
|
Korea Selatan
|
2.139
|
340
|
2.150
|
342
|
7
|
Perancis
|
1.749
|
278
|
1.893
|
301
|
8
|
Britania Raya
|
1.588
|
252
|
-
|
-
|
9
|
Spanyol
|
1.439
|
229
|
1.555
|
247
|
10
|
Italia
|
1.381
|
220
|
1.558
|
248
|
11
|
Belanda
|
973
|
155
|
936
|
149
|
12
|
Republik Cina
(Taiwan)
|
944
|
150
|
942
|
150
|
13
|
Singapora
|
916
|
146
|
787
|
125
|
14
|
Turki
|
650
|
103
|
576
|
92
|
15
|
Belgia
|
597
|
95
|
546
|
87
|
-
|
Thailand
|
538
|
86
|
606
|
96
|
Konsumen minyak mentah tapi tidak memproduksi
Negara-negara yang produksi minyaknya kurang atau
sama dengan 10% dari jumlah konsumsinya.
#
|
Negara
konsumen
|
(bbl/hari)
|
(m³/hari)
|
1
|
Jepang
|
5.578.000
|
886.831
|
2
|
Jerman
|
2.677.000
|
425.609
|
3
|
Korea Selatan
|
2.061.000
|
327.673
|
4
|
Perancis
|
2.060.000
|
327,514
|
5
|
Italia
|
1.874.000
|
297.942
|
6
|
Spanyol
|
1.537.000
|
244.363
|
7
|
Belanda
|
946.700
|
150.513
|
8
|
Turki
|
575.011
|
91.663
|
Sumber: CIA World
Factbook
Efek pada lingkungan
Tumpahan minyak
diesel di jalan
Artikel utama
untuk bagian ini adalah: Masalah
lingkungan dengan minyak Bumi
Karena minyak Bumi adalah substansi yang berasal
dari alam, maka kehadirannya di lingkungan tidak perlu berasal dari aktivitas
rutin atau kesalahan manusia (Misalnya dari pengeboran, ekstraksi, pengilangan,
dan pembakaran). Fenomena alam seperti perembesan minyak dan tar pit adalah bukti bahwa
minyak Bumi bisa ada secara natural.
Pemanasan global
Ketika dibakar, maka minyak Bumi akan
menghasilkan karbon dioksida, salah satu gas rumah
kaca. Bersamaan dengan pembakaran batu bara,
pembakaran minyak Bumi adalah penyumbang bertambahnya CO2 do
atmosfer. Jumlah CO2 ini meningkat dengan cepat di udara semenjak adanya
revolusi industri, sehingga saat ini levelnya
mencapai lebih dari 380ppmv, dari sebelumnya yang hanya 180-300ppmv, sehingga
muncullah pemanasan global.
Ekstraksi
Ekstraksi minyak adalah proses pemindahan minyak
dari sumur minyak. Minyak Bumi biasanya diangkat ke Bumi dalam bentuk emulsi
minyak-air, dan digunakan senyawa kimia khusus yang namanya demulsifier untuk
memisahkan air dan minyaknya. Ekstraksi minyak ongkosnya mahal dan terkadang
merusak lingkungan. Eksplorasi dan ekstraksi minyak lepas pantai akan
mengganggu keseimbangan lingkungan di lautan.[32]
Masa depan bagi produksi minyak Bumi
Konsumsi minyak Bumi pada abad ke-20 dan abad ke-21
bertambah seiring dengan tumbuhnya penjualan kendaraan. Penjualan mobil ramah
lingkungan pun meningkat semenjak harga minyak yang merangkak naik di tahun
1980-an di negara-negara OECD. Pada tahun 2008, adanya krisis ekonomi agaknya sedikit
memukul penjualan kendaraan, tapi konsumsi minyak Bumi tetap meningkat tipis.
Neagra-negara BRIC
agaknya juga mulai menyumbang pemanasan global, seperti China yang sudah
menjadi pasar mobil terbesar di dunia sejak tahun 2009.
Gas alam
Produksi gas alam dunia, warna coklat
adalah produksi terbesar, diikuti warna merah
Gas alam sering juga disebut sebagai gas
Bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar
fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4).
Ia dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas Bumi dan juga
tambang batu bara.
Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri
anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia
disebut biogas.
Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta
penampungan kotoran manusia dan hewan.
Komposisi kimia
Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4),
yang merupakan molekul
hidrokarbon
rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul
hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6),
propana
(C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang
mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber
gas helium.
Metana adalah gas rumah kaca yang dapat
menciptakan pemanasan global ketika terlepas ke atmosfer,
dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber energi yang berguna.
Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon
dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang terlepas
ke udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal dari
makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan pertanian
(diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per tahun secara
berturut-turut).
Komponen
|
%
|
Metana (CH4)
|
80-95
|
Etana (C2H6)
|
5-15
|
Propana (C3H8) and
Butane (C4H10)
|
< 5
|
Nitrogen, helium, karbon
dioksida (CO2), hidrogen
sulfida (H2S), dan air dapat juga terkandung di dalam gas
alam. Merkuri
dapat juga terkandung dalam jumlah kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai
dengan sumber ladang gasnya.
Campuran organosulfur dan hidrogen
sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama dari gas yang harus dipisahkan . Gas
dengan jumlah pengotor sulfur yang signifikan dinamakan sour gas dan
sering disebut juga sebagai "acid gas (gas asam)". Gas alam
yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak berbau.
Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya
gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi
bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya
tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan
tercekiknya pernapasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di udara
pada level yang dapat membahayakan.
Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang
sangat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari
udara, sehingga cenderung mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia
berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat
mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan
ledakan yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di
udara adalah antara 5% hingga 15%.
Ledakan untuk gas alam terkompresi di kendaraan, umumnya
tidak mengkhawatirkan karena sifatnya yang lebih ringan, dan konsentrasi yang
di luar rentang 5 - 15% yang dapat menimbulkan ledakan.
Kandungan energi
Pembakaran satu meter kubik gas alam komersial
menghasilkan 38 MJ (10.6 kWh).
Peyimpanan dan transportasi gas alam
Polyethylene
gas main being laid in a trench.
Metode penyimpanan gas alam dilakukan dengan
"Natural Gas Underground Storage", yakni suatu ruangan raksasa di
bawah tanah yang lazim disebut sebagai "salt dome" yakni kubah-kubah
di bawah tanah yang terjadi dari reservoir sumber-sumber gas alam yang telah
depleted. Hal ini sangat tepat untuk negeri 4 musim. Pada musim panas saat
pemakaian gas untuk pemanas jauh berkurang (low demand), gas alam diinjeksikan
melalui kompresor-kompresor gas kedalam kubah di dalam tanah tersebut. Pada
musim dingin, dimana terjadi kebutuhan yang sangat signifikan, gas alam yang
disimpan di dalam kubah bawah tanah dikeluarkan untuk disalurkan kepada
konsumen yang membutuhkan. Bagi perusahaan (operator) penyedia gas alam, cara
ini sangat membantu untuk menjaga stabilitas operasional pasokan gas alam
melalui jaringan pipa gas alam.
Pada dasarnya sistem transportasi gas alam
meliputi :
Transportasi melalui pipa salur.
Transportasi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) dengan kapal
tanker LNG untuk pengangkutan jarak jauh.
Di Indonesia, Badan Pengatur Hilir Migas (BPH
Hilir Migas) telah menyusun Master Plan "Sistem Jaringan Induk Transmisi
Gas Nasional Terpadu". Dalam waktu yang tidak lama lagi sistem jaringan
pipa gas alam akan membentang sambung menyambung dari Nang roe Aceh Darussalam-Sumatera
Utara-Sumatera Tengah-Sumatera Selatan-Jawa-Sulawesi dan Kalimantan. Saat ini
jaringan pipa gas di Indonesia dimiliki oleh PERTAMINA dan PGN dan masih
terlokalisir terpisah-pisah pada daerah-daerah tertentu, misalnya di Sumatera
Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan
Timur.
Carrier LNG dapat
digunakan untuk mentransportasi gas alam cair
(liquefied natural gas, LNG) menyebrangi samudra, sedangkan truk tangki
dapat membawa gasa alam cair atau gas alam terkompresi (compressed natural
gas, CNG) dalam jarak dekat. Mereka dapat mentransportasi gas alam secara
langsung ke pengguna-akhir atau ke titik distribusi, seperti jalur pipa untuk
transportasi lebih lanjut. Hal ini masih membutuhkan biaya yang besar untuk
fasilitas tambahan untuk pencairan gas atau kompresi di titik
produksi, dan penggasan atau dekompresi
di titik pengguna-akhir atau ke jalur pipa.
Pemanfaatan Gas Alam
Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi
atas 3 kelompok yaitu :
Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar
Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan, menengah dan
berat, bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NGV), sebagai gas kota untuk
kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan sebagainya.
Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk,
petrokimia, metanol, bahan baku plastik (LDPE = low density polyethylene, LLDPE
= linear low density polyethylene, HDPE = high density polyethylen, PE= poly
ethylene, PVC=poly vinyl chloride, C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft
drink, dry ice pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan
dan bahan pemadam api ringan.
Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied
Natural Gas (LNG.
Teknologi mutakhir juga telah dapat memanfaatkan
gas alam untuk air conditioner (AC=penyejuk udara), seperti yang digunakan di
bandara Bangkok, Thailand dan beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di
Australia.
Gas alam di Indonesia
Pemanfaatan gas alam di Indonesia dimulai pada tahun
1960-an dimana produksi gas alam dari ladang gas alam PT Stanvac Indonesia di
Pendopo, Sumatera Selatan dikirim melalui pipa gas ke pabrik pupuk Pusri IA, PT
Pupuk Sriwidjaja di Palembang. Perkembangan pemanfaatan gas alam di Indonesia
meningkat pesat sejak tahun 1974, dimana PERTAMINA mulai memasok gas alam
melalui pipa gas dari ladang gas alam di Prabumulih, Sumatera Selatan ke pabrik
pupuk Pusri II, Pusri III dan Pusri IV di Palembang. Karena sudah terlalu tua
dan tidak efisien, pada tahun 1993 Pusri IA ditutup,dan digantikan oleh Pusri
IB yang dibangun oleh putera-puteri bangsa Indonesia sendiri. Pada masa itu
Pusri IB merupakan pabrik pupuk paling modern di kawasan Asia, karena
menggunakan teknologi tinggi. Di Jawa Barat, pada waktu yang bersamaan, 1974,
PERTAMINA juga memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di lepas
pantai (off shore) laut Jawa dan kawasan Cirebon untuk pabrik pupuk dan
industri menengah dan berat di kawasan Jawa Barat dan Cilegon Banten. Pipa gas
alam yang membentang dari kawasan Cirebon menuju Cilegon, Banten memasok gas
alam antara lain ke pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik keramik, pabrik baja dan
pembangkit listrik tenaga gas dan uap.
Selain untuk kebutuhan dalam negeri, gas alam di
Indonesia juga di ekspor dalam bentuk LNG (Liquefied Natural Gas)
Salah satu daerah penghasil gas alam terbesar di
Indonesia adalah Nanggröe Aceh Darussalam. Sumber gas alam
yang terdapat di daerah Kota Lhokseumawe dikelola oleh PT Arun NGL Company. Gas
alam telah diproduksikan sejak tahun 1979 dan diekspor ke Jepang dan Korea Selatan.
Selain itu di Krueng Geukuh, Nanggröe Aceh Barôh (kabupaten Aceh Utara) juga
terdapat PT Pupuk Iskandar Muda
pabrik pupuk urea,
dengan bahan baku dari gas alam.
Cadangan gas dunia
Total cadangan dunia (yang sudah dikonfirmasi)
adalah 6,112 triliun kaki persegi. Daftar 20 besar negara dengan cadangan gas
terbesar dalam satuan triliun kaki persegi (trillion cu ft) adalah:
- Rusia =1,680
- Iran =971
- Qatar =911
- Arab Saudi =241
- United Arab Emirates =214
- Amerika Serikat =193
- Nigeria =185
- Aljazair =161
- Venezuela =151
- Irak =112
- Indonesia =98
- Norwegia =84
- Malaysia =75
- Turkmenistan =71
- Uzbekistan =66
- Kazakhstan =65
- Belanda =62
- Mesir =59
- Kanada =57
- Kuwait =56
Total cadangan 20 negara di atas adalah 5,510
triliun kaki persegi dan total cadangan negara-negara di luar 20 besar di atas
adalah 602 triliun kaki persegi.
Daftar ladang gas terbesar dalam satuan (*109
m³):
- Asalouyeh, South Pars Gas Field (10000 - 15000)
- Urengoy gas field (10000)
- Shtokman field (3200)
- Karachaganak field, Kazakhstan (1800)
- Slochteren (1500)
- Troll (1325)
- Greater Gorgon (1100)
- Shah Deniz gas field (800)
- Tangguh gas field , Indonesia (500)
- Sakhalin-I (485)
- Ormen Lange (400)
- Jonah Field (300)
- Snøhvit (140)
- Barnett Shale (60 - 900)
- Maui gas field (?)